Walikota bawa novita berobat _ Novita Anggreni, bocah
wanita berumur sepuluh
thn ini
cuma dapat pasrah
dgn penyakit
yg menggerogoti
badan kurusnya. Akibat benjolan
segede telur ayam
yg tumbuh di leher sebelah kirinya sejak setahun
dulu,
keadaan kesehatannya
makin memburuk.
Tidak Hanya berat badannya
makin berkurang, Novita
pula gampang di serang demam
& batuk-batuk.
Buat mengobati penyakitnya rasanya seperti mimpi
dikarenakan orang tuanya
tak punyai tugas terus. Jangankan
utk berobat, memenuhi
kepentingan makan sehari-hari saja
telah kesusahan,
& cuma menginginkan belas kasihan
penduduk yg iba. Kemiskinan itu
menciptakan Novita
cuma sanggup menangis.
Tidak Hanya tak dapat berobat, anak ketujuh dari delapan bersaudara ini
pula tak sempat mengecap bangku sekolah. Kemiskinan itu jugalah
yg menciptakan abang kandungnya
berumur 23
th,
mesti menghadap Sang Khalik akibat penyakit
yg sama. Air mata Novita
juga telah mengering,
ia serta pasrah
kalau mesti menyusul abang tercinta menghadap Sang Pencipta.
Di tengah kepasrahan Novita, Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin, mendengar penderitaan bocah kurus berkulit sawo matang itu,
termasuk juga kemiskinan
yg dialami keluarganya. Senin (19/4), Eldin
serentak
menyambangi kediamannya di Jalan Perumahan Bumi Permai Gang Mekar,
Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan. Di rumah sewa
teramat sederhana berukuran
kurang lebih 4x6
m & berdinding tepas, Novita tinggal
dgn keluarganya.
Saat wali kota datang, Novita tidur di lantai semen beralas tikar
bernoda didampingi Syafril, 50, ayahanda tercinta, beserta
sekian banyak saudaranya. Mantan sekda Kota Medan itu
pula tidak kuasa menahan rasa haru
menyaksikan keadaan Novita,
termasuk juga kemiskinan
yg menggerus hidup mereka. Eldin
serta tak tidak sedikit berkatakata, matanya
nampak memerah.
Sesudah mengecek keadaan badan Novita,
beliau serta serta-merta memerintahkan
Pegawai Tubuh Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
serta-merta mengambil Novita ke Rumah sakit Bandung di Jalan Mistar Medan, guna
meraih perawatan intensif. Berhubung mobil
tak mampu masuk akibat jalan menuju rumah Novita
amat mungil & cuma mampu dilalui sepeda motor, Novita
serta mesti digendong ayahnya menuju mobil ambulans
yg telah menunggu
dijalan gede yg berjarak
kira kira 200
m dari rumahnya dituntun
serentak wali kota.
Puluhan
masyarakat kurang lebih pula tidak kuasa menahan rasa haru
waktu wali kota
mengambil bocah malang itu berobat.
Lantaran, mereka
juga telah tak tega lagi
menonton penderitaan
yg dialami Novita. Wali kota
konsisten mendampingi Novita
hingga tiba di Rumah Sakit Bandung.
Demikian turun dari mobil ambulans, Eldin
serta-merta meminta
Pegawai medis
yg ada
langsung membawanya ke
ruangan ICU.
Novita
setelah itu menjalani perawatan intensif
& ditangani dr Alex Tarigan. Sebelum diperiksa lebih mendalam, Novita
dikasih obat
buat menurunkan demam
& diinfus,
dulu dipindah ke
tempat inap. Wali kota
mengemukakan, benjolan
yg ada di leher
berjalan sejak satu
thn dulu. Orang tuanya mengira benjolan itu
cuma bisul biasa
& dibiarkan saja. Lama kelamaan benjolan itu
makin membesar,
& waktu ini segede telur ayam kampung.
“Saya
sudah bicara dgn pihak rumah sakit.
Aku minta Novita
agar memang dirawat
& benjolan di leher nya diperiksa
biar ketahuan apa penyakit sebenarnya,” ujarnya. Eldin
mengharapkan penyakit Novita
akan disembuhkan
maka beliau bakal beraktivitas kembali. Eldin
tak ingin kejadian
yg menimpa abang Novita kembali terulang.
Utk itulah
beliau bakal tetap mengawasi perkembangan kesehatan Novita.
Dikarenakan, masalah kesehatan
kala ini
adalah salah satu prioritas utamanya. “Insya Allah
dgn perawatan
yg dilakukan, penyakit Novita
mampu disembuhkan,” ujarnya. Wali kota mengimbau
semua penduduk, terutama dari kalangan kurang
sanggup yg membutuhkan perawatan medis
tapi tak mempunyai duit,
langsung laporkan
pada lurah
ataupun camat di wilayah tinggalnya masing-masing.
Laporan itu
bakal cepat ditindaklanjuti,
& yg bersangkutan
dapat mendapati perawatan medis. “Walaupun
masyarakat tak mempunyai BPJS, kami siap membantunya.
Buat itu
cepat laporkan
pada camat
& lurah setempat.
Aku tidak akan ada
penduduk yg tak berobat akibat ketiadaan dana,” ungkapnya.
Sementara itu, dr Alex Tarigan
yg menangani penyakit Novita
menyampaikan, berdasarkan hasil
sensor sementara
& gejala-gejala
yg dialami seperti demam tinggi
& batuk, dugaan sementara Novita terkena penyakit tubercolosis kelenjar. Alex
bakal periksa cairan dari
benjolan di leher Novita.
“Untuk sementara kita turunkan
dahulu demamnya,
termasuk juga mengobati batuknya.
Sesudah itu kita
jalankan patalogi anatomi
buat tentukan apakah benjolan itu tubercolosis kelenjar atau tumor.
Jikalau pula tumor, kita pastikan apakah itu ganas atau
tak.
kemudian baru kita
laksanakan langkah-langkah penyembuhannya,” ungkap Alex.
Sementara Syafril
diawal mulanya cuma mampu pasrah
bersama penyakit
yg diderita putrinya tersebut.
Dikarenakan,
laki laki bertubuh kurus ini
tak miliki duit akibat
dia tak mempunyai tugas masihlah. Akibat ketiadaan dana itulah, Syafril
serta mengaku abang Novita
wafat dunia
sesudah menyakit
yg sama menggerogoti tubuhnya
karena tak sempat sekalipun
meraih perawatan medis.
Dijelaskannya Syafril,
mesti merawat Novita sendiri sejak
berumur tiga
bln sesudah istri tercinta
wafat dunia. Sebelum istrinya
wafat, mereka
pernah berjualan
buat memenuhi
kepentingan hidup seharihari. “Setelah istri
wafat,
aku tak berjualan lagi.
Aku mesti mengurus anak-anak.
Utk memenuhi
kepentingan sehari-hari,
aku kerja apa saja
yg mampu membuahkan duit,
& menginginkan belas kasihan
penduduk yg merasa iba.
Menjadi,
aku teramat berterima kasih atas
pertolongan Bpk Wali Kota ini.
Mudah-mudahan penyakit anak
aku mampu disembuhkan,”
tutur Syafril.